PWNU Riau Bangun Ponpes Santri Tani Pertama di Pulau Merbau, Targetkan 1000 di Seluruh Indonesia

  • Bagikan

Selat Panjang,kabariau.com – Ketua Umum DPP Santri Tani Nahdatul Ulama Riau, T.Rusli Ahmad,SE,MM yang juga Ketua PWNU Riau melakukan peletakan batu pertama pendirian Pondok Pesantren Santri Tani NU untuk mencetak generasi SDM pecinta Qurani sekaligus entrepreneur.

Berlokasi di Pulau Merbau, Kabupaten Meranti, Kepulauan Riau, Rusli hadir bersama Rais Suryiah Prof DR. KH Ilyas Husti,MBA, para kyai dan unsur jajaran pengurus PWNU Riau dari Pekanbaru sebanyak 22 orang,  massa PCNU Meranti serta masyarakat desa.

“Ponpes berdiri  di daerah Tertinggal, Terluar dan Termiskin di Provinsi Riau ini menjadi yang pertama dan akan jadi role model untuk mencetak pengusaha di bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan. Inshaa Allah target kami 1000 Ponpes Santri Tani NU di seluruh Indonesia,” kata  T.Rusli Ahmad.

Mengawali pembangunan Ponpes itu di sela-sela kegiatan T Rusli Ahmad bagikan Santunan ratusan orang anak yatim dan Kaum Dua’fa setelah usai acara dilanjutkan Safari Ramadhan ke ibu kota Kabupaten Meranti, Rusli dalam sambutannya menantang Ramlan Abdullah, Ketua PCNU Kepulauan Meranti dan jajaran pemerintah lainnya untuk memperluas rencana pembangunan diatas tanah dari hanya seluas satu hektar menjadi 4 hektar.

“Kita merencanakan Pondok Pesantren ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama saja, tapi juga bisa mengaplikasikan ilmu duniawi di bawah yayasan kami sesuai dengan Misi Bupati Meranti Menciptakan Meranti cerdas dan bermartabat,” kata Ramlan Abdullah.

Rusli berjanji akan mendukung perluasan area Ponpes Santri Tani NU itu karena sebagai pilot proyek untuk pendidikan entrepreneurship di bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan memang membutuhkan lahan yang luas.

“Kami juga meminta ketua PCNU Meranti dan pengurus Ponpes untuk membatasi jumlah peserta santri putra dan putri total hanya 300 santri agar kualitas pendidikan dan pelatihan entrepreneurshipnya optimal,” kata Rusli.

Dia mengaku sudah mengunjungi beragam ponpes di seluruh Indonesia maupun luar negri dan sebagian hanya bisa mendirikan ponpes tapi tidak mampu merekrut santri berkualitas.

Rusli mengatakan  bersama kedatangan rombongannya juga hadir Ustad M Fahnurizan,S.Sos, pimpinan pondok Tahfidz Al Qur’an yang dengan situasi tempat seadanya ( di bawah tenda) , telah memiliki 230 orang Santri dan berbagai bentuk prestasi di tingkat Propinsi Riau. 

Oleh karena itu ke depan, dalam metode pengajaran di Ponpes Santri Tani NU, setiap santri selain di bekali ilmu agama juga akan dibekali ilmu tentang entrepreneurship serta ketahanan pangan yang terdiri dari pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan sehingga jadi berimbang, ilmu agama dengan pengetahuan terkait ketahanan pangan. 

” Kita mencetak pencipta lapangan kerja. Jadi Kedepan para santri akan memiliki kemampuan yang mumpuni dan skill entrepreneurship saat kembali ke tengah masyarakat baik ilmu keagamaan dan ketahanan pangan,”ungkap Rusli, Ketua Umum DPP Santri Tani NU.

Pihaknya tak lupa juga memberi apresiasi setinggi tingginya kepada Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Asmar yang juga ketua DPC Santan NU atas dukungan, respon dan penyambutan yang diberikan kepada rombongannya dan semua tamu.

Turut hadir pada acara kegiatan tersebut CEO PT.Shali Riau Lestari,  Martha Uli Emilia bersama putrinya Rodrica Mana yang juga cucu dari salah satu tokoh Riau, Matio Panjaitan. 

Kegiatan CSR yang dilakukan ibu dan anak ini dengan bersinergi bersama PWNU Riau maupun PCNU Meranti diharapkan segera menularkan ‘virus’ pada perusahaan lainnya untuk mengubah  daerah 3 T itu menjadi Kabupaten Meranti yang rakyatnya hidup sejahtera.

” Sebenarnya kami hadir bersama Prof H.Muhammad Asraf  Phd, Ketua Komissioner Satgas Nawacita Indonesia, scientist yang mumpuni dalam merubah sampah menjadi emas maksudnya menjadi makan ternak, pupuk, rekayasa genetik dan lainnya. Namun kondisi jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor serta kondisi kesehatan beliau maka Pak Asraf tetap di hotel di ibukota kabupaten,” kata Martha.

Butuh waktu satu setengah jam perjalanan dengan sepeda motor kemudian menyeberang selat Rengit dengan Roro /kempang kecil menuju desa tempat lokasi ponpes Santri Tani NU ini, sungguh suatu perjuangan tersendiri dengan kondisi jalanan sebagial besar rusak. Ironis memang provinsi Riau yang kaya migas masih punya daerah 3 T ( Tertinggal, Terluar dan Termiskin) 

Sementara Rodrica Mana mengatakan  optimistis  ke depan dengan adanya kapal penyebrangan langsung ke wilayah Singapura dan Malaysia yang berdekatan dengan Pulau Merbau juga akan menjadikan kehadiran Ponpes Santan NU sekaligus daya tarik pariwisata halal.

” Dulu kakek saya alm Patio Panjaitan juga melakukan bisnis dan CSR di Pulau Padang Kec Merbau karena ini juga daerah minyak yang menjadi tempat eksplorasi perusahaan migas asing,” kata Mana. 

Ahli perbankan lulusan Oregon, Amerika Serikat yang berpengalaman di perbankan asing ini setelah pulang ke Indonesia banting stir akan menekuni bisnis yang berkaitan dengan industri pariwisata.

Penulis : Hilda
Editor: Rama

  • Bagikan